Sabtu, 04 Februari 2012

Indra Sofian


Aku meneteskan air mata malam ini
Bukan soal cinta
Bukan derita
Dan juga bukan luapan isi keluh kesah
Air mata ini jatuh tanda rindu

Caranya menatap
Caranya berjalan
Caranya bersenda gurau dengan guyonan
Caranya menyemangati
Aku rindu sahabatku
Aku rindu kamu, Ndra

Kau banyak mengajariku
Tapi sama sekali tidak menggurui
Bahwa banyak hal terang yang dapat kita lihat dari sudut hitam
Bahwa getir bisa dijadikan manis
Bahwa sakit bisa dijadikan pemacu
Aku rindu abangku
Aku rindu kamu, Ndra

Kau ingat aku kan, Ndra?
Aku yang dulu sempat jadi gurumu
Oh,bukan, bukan
Lebih tepatnya jadi konsultan dari sedikit masalah hidupmu
Usiamu saat itu 28 tahun, dan aku 19 tahun
Kala itu aku berasa seperti kotbah pada Uztad
Uztad yang ditinggal Uztadzah. Haha

Aku menyematkan beberapa ayat dalam kalimat penjabaranku
Padahal kau sepertinya lebih tahu
Itulah hebatnya kamu, Ndra

Aku rindu teman bicaraku
Aku rindu kamu, Ndra
Aku rindu melihatmu dengan kaos lusuh
Aku rindu duduk dibelakangmu saat kau menunggangi kuda besimu
Aku rindu melihat kamu dengan segala kesederhanaanmu
Aku rindu keberanianmu

Mataku semakin deras mengluapkan airnya
Aku rindu kamu, Ndra
Cepatlah bebas
Berikan aku sedikit pembelajaran hidup lagi


Sumpah, gue gak kuat lagi nulisnya. Gue nangis dengan berlinangan air mata, tapi tanpa suara. Gue kangen lo, Ndra. penjara bukan tempat lo..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar