Mirasih kecil melihat
sendiri buku tulisnya melayang di udara
Mendarat tepat di kakinya
yang tidak bersepatu
Hatinya gemetar
diperlakukan bagai anjing sirkus
Kemiskinan menjadikannya
bagai berak yang bahkan najis untuk di injak
Gedung megah tempatnya
menggantungkan sejuta harapan telah diisi oleh demit-demit penghianat masa
depan
Setiap pagi Mirasih kecil
berlari mengejar waktu
untuk menerobos gerbang
sekolahnya
Pekerjaan rumah yang
tidak selesai menjadi alasan si Jangkung melempar lagi buku tulis Mirasih pagi
ini
Dan lalu ia berkata :
“Pemalas! Kau lihat buku
tulismu yang tipis ini! Sama seperti otakmu yang tipis!”
Mirasih menitikan air
mata
Dipungutnya buku tulis
itu
“Ini buku tulis bekas
saya, Pak. Saat saya duduk di kelas lima, buku ini tidak habis saya gunakan.
Masih kosong setengah halaman. Lalu saya merobek halaman-halaman depan yang
sudah terisi, agar buku tulis ini bisa saya gunakan lagi. Ibu saya tidak
sanggup membelikan buku tulis yang baru. Bapak tidak perlu khawatir,
halaman-halaman berisi catatan pelajaran yang saya robek tidak serta-merta saya
buang. Itu saya simpan untuk belajar sewaktu-waktu.”
Lalu riuh tawa dari seisi
kelas
Mirasih celingukan :
Rupanya dunia sudah
kekurangan cerita humor
Dan samar-samar Mirasih mendengar
si Jangkung mengumpat pelan “dasar miskin!”
Lagi-lagi Mirasih hanya
bisa gemetar
Berak yang najis untuk di
injak, bahkan kini asik dibuat mainan oleh si Jangkung berijasah S1
Pelayanan gratis macam
apa yang disediakan oleh negara ini untuk rakyatnya yang miskin?
Atas dasar apa mereka
membantu Mirasih?
Atas dasar kemanusiaan
yang meningkatkan citra positif
Atas dasar kemanusiaan
dengan imbalan nilai ekonomi
Atas dasar kemanusiaan
sebagai katrol keberhasilan kampanye politik
Atas dasar kemanusiaan yang
tidak manusiawi
Kini Mirasih telah dewasa
Kecerdasaannya pun luar
biasa
Sampai disuatu pagi, di
ruang yang sunyi
Teriak Mirasih
menggelegar
“Ulangi skripsimu!! Kau
tau? Kurikulum itu bukan belajar dan mengajar! Kurikulum itu majikan! Sama
seperti aku dan si Jangkung!”
Jakarta, 25 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar