Ketika kau menarikan penamu di lembaran
putih
Disaat itulah kau bernyanyi
Mendendangkan suara hati dan isi otakmu
Marah, duka, kecewa, rindu, kisah hidup,
asmara dan wanita adalah ibu dari setiap goresanmu
Kau tuangkan semua dengan liar!
Pandanganmu akan hidup sungguh luar
biasa
Aku rindu kamu
Aku ingin berbincang denganmu
Aku ingin melihat kau murka
Aku ingin melihat kau menuangkan rasa
Aku ingin melihatmu!
Bukan gambarmu di kertas atau dilayar
kaca yang semakin bodoh itu!
Apa daya,
kau hanya meninggalkan ratusan sajak
luar biasa yang malah hanya membuatku tambah rindu
Rendra, tulang punggungku sakit terlalu
lama duduk memandangmu dilayar komputerku
Tapi aku tak mau beranjak!
Aku masih rindu kamu, Rendra!
Kemarilah, datanglah..
Dan beri aku satu atau dua sajak lagi.
Teruntuk W. S. Rendra
Jakarta,
4 januari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar