Sabtu, 02 Juni 2012

Lebih Dekat Dengan Presiden ESBEYE


Yup, kalimat diatas adalah sebuah judul program baru disalah satu stasiun TV swasta yang sering kali iklannya berkelebatan disela-sela iklan komersil lainnya. Dan di iklan tersebut tergambar beberapa potongan kegiatan apa saja yang sedang ESEBYE lakukan, mulai dari yang sedang berbicara dibelakang podium dengan membaca teks di selembar kertas yang dipegangnya (gak tau pidato gak tau baca puisi dah tuh), berjalan melambai lambaikan tangan kearah puluhan kamera wartawan (kayak miss Indonesia) atau bahkan yang sedang bercengkrama dengan keluarganya kayak di sinetron Keluarga Cemara.
Heii... Penting banget ya ada program kayak gitu distasiun TV? Menguak kehidupan pribadi seorang presiden yang harusnya bukan jadi konsumsi publik. Emangnya Presiden artis Ibukota yang lagi naik daun? Haha. Gak abis pikir gue. Bener-bener gak abis pikir.
Program ini tuh ide siapa? Ide si pemilik stasiun TV? Ide si pengarah program? Atau ide si presiden? Kalo itu ide si pemilik stasiun TV apakah ia memperhitungkan rating dari tayangan itu ya? Yakin banget apa program barunya itu dapet rating tinggi? i’m not sure. Nah, kalo itu program ditayangin atas dasar ide si presiden, apa sih alasan dia mengajukan program itu? biar kegiatan-kegiatan positifnya itu di tonton sama rakyatnya? Terus biar rakyatnya yang nonton juga jadi punya mindset yang positif akan dirinya gitu? Berani bayar berapa ya tuh presiden ke pihak stasiun TV untuk menayangkan sisi-sisi positifnya?
Aduh, gila. Gue jadi banyak nanya gini. Lagian ada-ada aja sih. Sumpah gak penting banget.

Untuk Bapak pemilik stasiun TV, mening hapuskan deh tuh program gak jelas dari jadwal jam tayang. Ratingnya pasti kecil. Rakyat juga males kali nonton presiden narsis yang pura-pura wibawa tapi sesekali keceplosan mempertunjukan ketidakwibawaannya.
Mening ganti sama program talk show yang mengulas para kritikus dalam mengkritik pemerintahan, biar audiens makin cerdas. Atau sekalian aja bikin program yang bener-bener bisa menghibur rakyat yang udah pusing lantaran bingung nyari uang buat makan. Tapi inget, yang bener-bener isinya hiburan loh, bukan yang menciptakan pembodohan masal kayak sinetron-sinetron kebanyakan yang gak mendidik dan gak jelas.
 Sinetron yang anaknya ketuker-tuker lah, menampilakan peran antagonis yang menghalalkan segala cara untuk menang-lah, atau sinetron yang memasukan scene dimana ada naga lagi berantem sama elang dengan efek yang jauh dari kata ‘layak tayang’. Ini tahun 2012 kali, bukan tahun 1913 yang jamannya ngaca masih pake aer. Kalo perang naga sama elangnya dikemas dengan efek kayak di film Avatar sih gak apa-apa. Lah ini, sama animasi Upin Ipin aja masih bagusan animasi Upin Ipin kemana-mana.
Please doong maknai isi UUD 45 yang diisinya ada kata-kata ‘mencerdaskan bangsa’. Jangan lagi-lagi memprioritaskan nilai ekonomis buat diri sendiri atau memuaskan ideologi satu pihak yang gak seharusnya. Namanya seni sih emang bebas, tapi pikiranlah sedikit ‘efek’ apa yang timbul bagi yang orang yang turut serta menikmati karya itu sendiri. Kalo karyanya untuk dinikmati sendiri sih gak perlu deh mempertimbangkan ‘efek’nya buat orang lain. Nah ini kan enggak buat sendiri doang, tapi buat dikonsumsi publik!  
Dan untuk Bapak presidennya, tolong dong Pak jangan mau kegiatan sehari-harinya jadi konsumsi publik. Jangan mencoba cara seperti itu untuk mendapatkan atensi dari rakyat. Kalo Bapak sudah  benar mengurus rakyat juga nanti dengan sendirinya rakyat bisa mengenal Bapak sebagai pribadi sekaligus pemimpin yang patut diacungi jempol. Wong ini saja mengurus rakyat masih berantakan, gimana mau mendapatkan perhatian lebih dari rakyat? Apalagi mendapatkan nilai positif dari rakyat? Gak mungkin. Satu kata deh buat Bapak, “MIMPI”!
Rakyat gak perlu tuh  mencoba untuk ‘lebih dekat dengan presiden’ seperti judul program tersebut. Dalam kondisi Negara yang semerawut gini harusnya presiden yang ‘lebih dekat dengan rakyat’. Mengayomi rakyat, mengurus rakyat, memperhatikan rakyat dan lain sebagainya. Kalo sudah dekat dengan rakyat seperti itu, otomatis rakyatpun akan lebih dekat dengan presiden. Bahkan tanpa perlu adanya program reallty show segala.
Emangnya kehidupan Bapak sedramatis kisah orang dalam Termehek-mehek sampai mendapatkan perhatian banyak dari audiens? Enggak, Pak. Kehidupan Bapak itu men-je-mu-kan!
Gue. Rakyat. Gak butuh tau kehidupan Bapak kayak gimana. Yang dibutuhkan oleh rakyat itu hilang dari rasa takut kelaparan, takut putus sekolah dan takut dicurangi. Just it. Gak muluk-muluk kok. Dan bapak juga gak perlu bikin program macem-macem di TV untuk merealisasikan itu semua. Cukup pimpin rakyat-rakyat Bapak dengan adil dan penuh rasa kasih sayang! Sederhana kan?

Jakarta, 2 Juni 2012
Disela-sela tugas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar