Sabtu, 30 Juni 2012

Revolusi Nama

"Eksekutor Kehidupan???? gak nyeni banget, Ta..."
*emang bukan blog seniman... hehe.

"Terkesan seperti catatan keseharian seorang aktivis politik.."
*wow... gue gak pernah berniat sedikitpun untuk menjadi seorang aktivis politik..

"Kirain gue blog laki-laki...hahaha"
*hmmmm... gak liat foto di profilnya ape??

"Kata 'Eksekutor' terlalu menyeramkan buat lo..."
*Iya sih, kadang gue aja merinding dengernya..hehe

Yup, komentar-komentar diatas adalah komentar beberapa teman dan rekan bicara yang ditujukan kepada gue perihal judul blog gue yang menggunakan dua kata, yaitu "Eksekotor Kehidupan".
Bagi sebagian orang, pemilihan judul blog yang gue itu kurang tepat untuk gue sebagai pemilik blognya.

"Yaa... kalo diliat dari beberapa postingannya sih cocok Ta pake judul Eksekutor Kehidupan... Tapi buat yang tau kepribadian dominan lo yang ceriwis itu, yaa.... kayaknya kurang cocok aja... gimana.... gitu..."
*What???? ceriwis??? dominan??? hahahahahaha mati gue!

Emang sih waktu gue membuat akun blog gue ini, gue berniat untuk menampilkan sedikit sisi yang gue punya yang jarang gue publikasikan. Ya kayak kritik-kritik kenagaraan gitu, soalnya gue hobi sih mengkritik kebobrokan Indonesia.. hahaha *padahal gue juga warganya yang bobrok*. Tapi kesini-sininya malah ngalir aja deh perihal kehidupan gue yang se-nyata-nya..hehe.
Gak tahan juga ternyata untuk tidak memposting apa yang gue pikirkan dan hal menarik yang gue alami dikehidupan gue *padahal buat orang gak menarik sama sekali*. Walaupun emang nyatanya buat konsumsi sendiri, tapi tetep aja ada keinginan untuk berbagi apa yang seharusnya gak pantes untuk dibagi ini. Haha.

Menyadari akan hal itu, gue setuju kayaknya untuk mengubah judul blog gue.
Dan hari ini juga prosesi itu dilakukan. hehe.
Gak mau mikir lama-lama, gue segera memilih judul 'Juwita Malam' untuk blog tercinta ini. *tercinta buat gue, sampah buat orang.haha*.

Apa yang melatarbelakangi pengambilan judul blog 'Juwita Malam' ini? Apakah ada arti filosofi dari 'Juwita Malam'? Apakah akan ada yang membedakan antara judul blog yang terdahulu (Eksekutor kehidupan) dengan judul blog yang sekarang (Juwita Malam)?? Apakah tidak takut jika nantinya blog anda ini diminta royalti karena telah menggunakan judul yang sama dengan judul lagu ternama, yaitu Juwita Malam???? Kenapa tidak Juwita hati saja agar lebih manis??? Siapa sih Juwita itu????? Anda kah????? Anda sudah makan belom hari ini??????
*Woi satu-satu woi kalo nanya! Signal gue lemah nih! haha.

Yang jelas sih gue menggunakan judul 'Juwita Malam' untuk mengganti judul sebelumnya cuma karena gue gak mau ribet mikir nama yang macem-macem. Juwita itu nama lahir gue, pemberian dari Ibu dan Bapak tercinta. Sedangkan kata malam gue sematkan memang karena gue suka banget sama yang namanya 'Malam'. Karena menderita Insomnia, maka gue bersahabat dengan malam. Yaaa....walaupun hanya menghabiskan malam dikamar sendiri sih, hehe, yang penting masih bisa menikmati angin malam dan taburan bintang lewat jendela kamar.. Ye kaaaaan???? hehehe.
Lagian kegiatan malam hari gue dikamar juga banyak kok... mulai dari gambar, latian vokal (karokean.hehe), baca buku, ngopi sambil nonton film, nulis dan laaaaain sebagainya. 
Kadang-kadang gue juga bermalam diluar kamar kok, diluar rumah lebih tepatnya. Saat gue ngebom, gue lebih sering ngambil waktu tengah malem (supaya nggk di udag polisi), pulangnya pagi deh... atau ketika ada kegiatan-kegiatan tertentu yang memaksa gue untuk tidak pulang, bahkan sampe yang memang niat jalan malam pulang pagi.. walau udah pasti diomelin abis-abisan pas nyampe rumah paginya.haha.
Maap Ibu, maap Bapak, anak kalian yang satu ini hanya ingin mencari Inspirasi dan berkarya dimalam hari. Tidak nakal kok... ^_^

Okeee, balik lagi ke topik.. *mana tuh si Topik??* haha
Yaaa.. itulah sedikit tentang judul 'Juwita Malam' dan si Juwita-nya sendiri.
Seenggaknya 'Juwita Malam' lebih gue banget dibanding 'Eksekutor Kehidupan'.
Kalo kurang berkenan lagi silahkan kritik dan sarannya. hehe.

Oia, satu lagi nih yang perlu ditekankan. 'Juwita Malam' disini adalah gue. Adalah Juwita dengan segala kehidupannya, kehidupan malamnya. 'Juwita Malam' disini bukan wanita jalang yang berkeliaran dimalam hari seperti kebanyakan mind set orang-orang. TER-LA-LUHHH..! *megang gitar butung dan menyangkutkan ujung selendang/sorban ke bahu*


Sudah ah sudah.. Prepare dulu buat manggung...


Jumat, 29 Juni 2012

Lagu bersama Bang Ari Degundals..

http://snd.sc/KPwveS


mantab si Bang Ari ini... gue cuma bikin lirik, dan dengan cepatnya beliau menjadikannya sebuah lagu yang.... okeee... hehehe


Kamis, 28 Juni 2012

Surat Dari Cenayang


Kau salah jika berpikir bahwa cintalah yang membawanya kembali padamu. Aku muak ketika kau membanggakan kehadirannya yang kerap kali menyakitimu. Padahal karena itu, tanpa sadar kau telah memperlihatkan kebodohanmu yang paling bodoh.

Asal kau tau, dia tidak kembali padamu karena cinta, tapi karena rasa bersalah dan tanggung jawab. Bersalah karena menyakitimu dan bertanggung jawab atas segala apa yang telah ia dapatkan darimu. Ya, tentu saja keperawananmu itu.

Atau bahkan ada kemungkinan Ia masih betah menjajali nikmatnya desah napasmu kala libidonya meningkat. Dia hanya takut kehilangan nikmat yang satu itu. siapa tau??

Sudahlah, jangan terlalu membanggakan kehadirannya yang kosong. Aku tau persis dia masih memiliki rasa cinta padaku, itu tidak bisa ditampik lagi dari pandangannya. Pandangan kepura-puraannya pada cintamu dan pandangan kepura-puraannya untuk melupakanku. 

Pintarlah sedikit, kawan. Terus terang saja aku iba melihatmu. Dia sungguh-sungguh tidak pantas untuk dibanggakan. Dia tidak punya apa-apa yang patut dibanggakan. Miskin, tidak tampan, peminta-minta, pembohong dan busuk. 

Aku saja mulai menyadari bahwa aku begitu bodoh saat aku terkena busuknya basa-basi dari mulut dia yang biadab itu. Manis yang ia paparkan berujung dengan memuntahkan zat asam pada kehidupanku. Pintar sekali memang manusia yang satu ini. Untunglah aku tidak larut dalam kesedihan akibat kebodohanku, untunglah aku segera sadar. 

Sudahlah, sudah. Tidak ada yang menarik dari sampah macam dia. Sampah memang untuk dibuang, kawan.
Oia, satu lagi. Jangan pernah menganggap aku bakal iri hati melihat kemesraan kalian didepan mataku. Salah besar jika kau anggap itu akan semakin melukai hatiku. Yang ada aku malah iba padamu. Dia itu pemakai topeng ulung. Manis yang Ia beri hanya tipuan.
Dia itu masih mencintaiku, kawan. 

Night 27-06-12

Senin, 18 Juni 2012

Juwita'Art

as Juwita'Art
WS Rendra in A5

Sketch salah satu sosok inspiratif dalam hidup gue, WS Rendra. Selama gue menorehkan goresan-goresan di lembar sketch book A5 untuk membentuk wajah almarhum ini entah kenapa gue ngerasa bergetar. Mungkin itu rasanya melukiskan sesosok orang hebat sebagai objek karya. 

Karikatur pesenan orang. 
Happy bgt ya jd ceweknya.
Romantis banget gitu pacarnya pake ngasih kejutan karikatur. 
Gue aja yang gambar belom pernah dapet kejutan beginian. hahah

PM2Art

as PM2Art
Masih seperti biasa, konsep sebagai PM2Art yang banyak bicara lewat goresan-goresan siluet.. 
 Di gambar tebing itu gue menyelipkan susunan huruf yang membentuk kata "rindu siang". Agar tetap terciri sebagai 'PM2' gue gak lupa membentuk sosok siluet wanita yang tengah duduk memandangi rembulan dari atas tebing.

Sabtu, 16 Juni 2012

Sedikit Bercerita


Berada di Ibukota sejak kecil terkadang mendorong gue untuk bersyukur atas jalan yang telah Allah kasih ke gue. Gue bersyukur banget bisa tumbuh besar di Jakarta dengan segala gemerlap dan kerasnya perjuangan untuk bertahan hidup. Asik. Haha.
Pergaulan memang menjadi kebutuhan wajib bagi setiap individu untuk menunjang phisikologis-nya dari sisi sosialisasi. Terlebih buat orang-orang yang sedang sibuk-sibuknya mencari jati diri, terutama usia remaja. Walau tidak menutup kemungkinan orang yang sudah paruh baya sekalipun masih saja mencari jati diri. Memang si ‘jati’ yang satu ini cukup sulit untuk ditemukan keberadaannya.
Gue pun sempat mengalami kesulitan menentukan jati diri. Dimana ketika gue berada di komunitas A, gue akan bersikap seperti mayoritas orang-orang dikelompok A itu, dan ketika gue berada di komunitas B, gue akan bertingkah laku sesuai mayoritas tingkah laku di komunitas B itu sendiri. Begitu seterusnya. Istilahnya “LABIL”. Ikut sana, ikut sini.
Awalnya gue berpikir itu adalah hal cerdas dalam bergaul. Berarti gue bisa menempatkan diri sesuai ‘target audiens’. Ternyata gue salah, itu bukanlah hal cerdas, sikap seperti itu gak lebih hanyalah fase kelabilan dalam pencarian jati diri gue. Dan untungnya gue udah berhasil melewati fase itu.
Penempatan diri bisa dibilang cerdas bila sesuai proporsi-nya. Ubah sikap yang perlu diubah, jangan mengubah yang tidak-tidak. Apalagi sampai mengubah tabiat bawaan.
Umur gue emang baru 21 tahun saat ini, tapi bukan berarti pengalaman gue dalam hal bergaul itu minim. Sejak SMP gue udah banyak menempatkan diri dimana aja tanpa terkecuali, mulai dari gaul sama tukang ojek, guru, atlet, mahasiswa dan lain sebagainya. Buat gue berdialog dengan orang-orang yang ‘beda’ dengan gue itu sangat menyenangkan. Ada aja ilmu yang gue dapet.
Ketika kebanyakan remaja perempuan seusia gue pada saat itu sedang menikmati masa-masa puber, gue malah sibuk nongkrong sana sini. Alhasil, gue mengalami keterlambatan dalam pubertas. Haha.
Lama-lama gue ngerasa labil banget ketika nongkrong sana sini, terlalu sering gue pake topeng terus lepas topeng. Pake topeng lagi, terus lepas topeng lagi. Masing-masing komunitas gue selalu pake topeng yang berbeda. Cape. Sampe akhirnya gue memutuskan untuk rehat dari kegiatan ‘sosialisasi’ komunitas selama beberapa minggu.
Setelah ngerasa kangen, gue kembali masuk untuk bergaul. Kali ini berbeda. Gue lebih ‘be my self’ disetiap kesempatan. Gak mau lagi ikut-ikutan mayoritas. Toh jadi minoritas gak ada salahnya. Cukup buat gue ikut sana sini. Saatnya ikutin hati sendiri.
Dan.... Tarrrrrraaaaaa..... semua orang lebih suka ketika gue menjadi diri gue sendiri. Pastinya gue excited, kenapa gak dari dulu sih gue begini? Hehe.
Sampai saat ini gue adalah gue, seorang Ita yang senang bergaul dan gemar bersiosialisasi. Tapi tetap be my self.
Bukan berarti be my self-nya  seorang Ita tuh bersih dari hal-hal negatif loh. Ya namanya manusia, ada aja sisi negatifnya dong. Wajarlah. Tapi sekali lagi, gue gak menyalahkan pergaulan gue kala gue sedang melakukan hal negatif, itu semua gak lepas dari diri gue sendiri dengan penuh kesadaran. Hehe. 
Tembakau dan alcohol, just it. Cuma dua hal negatif itu yang pernah gue jadiin pelarian dikala gue pusing dengan masalah hidup. Sebenernya enggak bisa dibilang ‘cuma’ juga sih. Berdasarkan alat pengukur ‘kebandelan’ yang gue punya itu udah bisa dibilang parah. Sadar kan gue? Emang! Tapi yang namanya setan udah disettingnya jago banget ngegodain manusia. Apalagi manusia ‘sejenis’ gue. Haha.
Bicara soal ‘masalah hidup’, pasti banyak yang bertanya apa sih masalah hidup seorang Ita yang masih muda dan ceria ini? Jawabannya satu kata aja, ‘BANYAK’! hahaha.
Notabennya emang gue masih tinggal sama orang tua, masih jadi tanggung jawab orang tua ketika gue punya masalah apapun. Tapi gue gak mau punya mind set kayak gitu. Masalah gue ya masalah gue, bukan masalah orang tua gue. Tapi masalah orang tua gue udah pasti masalah gue juga.
Masalah utama gue gak jauh-jauh dari soal finansial. Apalagi sejak SMA gue udah membiasakan diri membiayai segala kebutuhan hidup gue sendiri, otomatis ketika masuk masa kuliah hal itu menjadi semakin wajib buat gue. Bayar apa-apa sendiri, biaya kebutuhan apa-apa sendiri. Maka dari itu gue harus kerja keras, kerja keras lebih dari siapapun. Dari sisi inilah terkadang timbul banyak masalah yang semakin berakar.
Kalau gue enggak kerja, gue enggak bisa kuliah. Mau bayar pake daun emangnya?? Haha.
Gue menempatkan diri gue di dua sisi. Pertama, adalah sebagai Ita yang harus menafkahi hidupnya sendiri. Kedua, adalah sebagai Ita yang terus berusaha meraih segala cita-citanya. Keduanya saling berkesinambungan kan? Ya, memang!
“Terus selama ini lo kerja apa sih, Ta?” pertanyaan itu kerap kali muncul kepermukaan dari mulut manis teman-teman gue. Jawaban gue selalu sama, dengan tegas dan yakin gue bilang “Kerja apaan aja yang penting ada duitnya”. Dan kalian hanya bisa tersenyum geli mendengar jawaban gue. Ya jelas kalian enggak tau lah, kalian itu teman main gue, bukan partner kerja gue.
Kalau mau tau lebih signifikan lagi kerjaan gue itu apa, ya banyak, ganti-ganti. Gue pernah ngajar privat anak SD, gue pernah jadi pelayan di restoran milik teman gue, gue pernah jadi SPG pembalut wanita, gue pernah juga jadi Financial Consultan diperusahaan ternama sampai jadi wartawan lepas di koran terbitan Jakarta. Semuanya gue jalanin sembari kuliah.
Belom lagi kerjaan yang serabutannya, kayak jadi kurir, photografer kelas teri, terima pesanan karikatur, bikin kaos sablon, bikin buku tahuan, sampe jadi penulis lepas naskah FTV dan video klip. Untuk yang terakhir itu gue rela bikin karya sesuai pesanan tanpa mempedulikan ideologi gue sendiri. Terlebih gue rela nama gue tidak dicantumkan sebagai ‘script writer’ didalam credit title-nya. Namanya juga jual putus, mau gimana lagi? Ya, itu semata-mata hanya demi uang. Haha. Ironi.
Lagian enggak apa-apalah, kalau dipikir-pikir gue juga malu kalau karya gue sengaja gue ciptain semata-mata hanya karena materi. Sedangkan gue sering banget berkoar akan adanya karya yang muncul atas dasar ‘keuntungan’ satu pihak sebagai penciptanya. Aduh, uang-uang, adanya kamu memang dapat melelehkan idealisme!
Balik lagi kebenang merah, itulah yang namanya kerja keras. Pengorbanan. Demi terbang menggapai cita-cita gue rela dipandang sebelah mata oleh siapapun, gue rela menomor sekiankan cinta, gue rela jatuh pingsan berkali-kali.
Cita-cita gue?? Gak muluk-muluk. Gue pengan berhasil. Kalau jadi pengusaha ya pengusaha yang berhasil, kalo jadi seniman ya jadi seniman yang berhasil. I want to be an succesfull people.
Biayain segala kebutuhan ade gue, lunasin semua utang ortu (kalo ada), beli mobil, beli rumah, baru deh nikah. Hahaha. Terlalu egois ya? Tapi gak apa-apa lah. Harus ada patokan dalam hidup ini. Selama gue masih mau ‘kerja keras’, selama itu pula gue gak akan pernah takut untuk ‘mimpi’ setinggi-tingginya.  
Kembali lagi ke Ibukota, gue bersyukur tumbuh besar disini. Menikmati segala gemerlapnya, menangisi segala kerasnya perjuangan hidup, menyelami segala inspirasi yang ada didalamnya. Gue suka Ibukota, gue suka Jakarta.

NB : kembali lagi ke pekerjaan ya... sori gue sibuk.. biasa, serabutan lagi... hahaha 

Kamis, 07 Juni 2012

Dialog, Me and Friend


Dialog I : (Beauty, but single!)

Rizal : “Pada ngeliatin lo tuh, Ta”

Gue : “Iya ya, kenapa sih? Gue salah pake baju apa? Perasaan nggk deh, masih wajar kayak biasanya. Ngeliatin lo kali!! haha”

Rizal : “Yee.. bego! Itu yang ngeliatin laki semua, ngapain pada ngeliatin gue? Jeruk makan jeruk?”

Gue : “Haha. Kan lagi musim kali.”

Rizal : “Najis, kagak kali, pada ngeliatin elo, elo cantik!”

Gue : “Haha. tumben lo jujur, bilang gue cantik segala.”
Diem-diem gue sempet ngaca untuk melihat ulang penampilan gue sendiri didepan kaca toko yang ada disamping gue.
“Iya ya, Jal.. perasaan gue makin cantik deh. Hahaha.”
(Pede banget sumpah !)

Rizal : “Emang lo cantik kali!”

Gue cengengesan dengan pipi merona merah muda.
Tumben nih ada temen gue yang muji-muji. Hehe.
Untuk sesaat gue bangga akan diri gue sendiri.

Tapi kebanggaan yang gue rasain langsung roboh seketika waktu Rizal bilang :
“Tapi biasanya cewek cantik tuh punya pacar, kok lo gak punya ya, Ta? Hahahahahaha...”

Alis gue mengkerut, bibir gue maju!
(bacot! Bawa-bawa status!)

Setting : Toko aksesoris wanita.

Terkadang gue sering kali merasa kesal kalo udah disindir masalah pasangan. Apa sih yang salah dengan status ‘single’, ‘jomlo’ atau apalah itu namanya? Gak ada salahnya kan? Slow aja kali, gue aja yang mengalami santai aja, kenapa mesti orang-orang yang repot? Ikut campur aja urusan orang! mana suka sok tau bangeeet lagi ! huh nyebelin!

Dialog II : (SOK TAUUUU....!)

Imam : “Ya elah, jomblo mulu lo!

Gue : “Haha tau nih, gue juga udah empet banget sebenernya. Pengeen punyaa pacaaaar.”

Imam : “Yaudah, kan banyak yang deketin lo. Jadiin aja satu.”

Gue : “Sok tau lo. Siapa yang deketin gue lagi??”

Imam : “Nah itu, si K*****, yang punya Showroom, udah mapan kan? Terima aja!”

Gue : “Hahaha. Kagak ah. Sok kaya doi!! Kaya mah diem aja kali...”

Imam : “Si H***** aja, AKMIL kan? Terjamin hidup lo kalo merid ama dia. Ganteng lagi. Gagah!”

Gue : “Gue gak suka cowok botak. Lagi siapa juga yang udah mikirin kawin!”

Imam : “Itu yang anak Band? Perasaan ganteng juga.”

Gue : “Gue gak suka.” 

Imam : “Temen kuliah lo itu?”

Gue : “Gak.. yang gantengan dikit gak ada apa? Haha.”

Imam : “Lah, tadi yang gateng gak mau....”

Gue : Dalam hati ‘gue gak cinta kali....’

Imam : “Jangan ngomongin cinta deh.. jalanin aja dulu.”

Lah, ni bocah tau aja hati gue ngomong apa... haha

Gue : “hahaha.....”

Imam : “PHP lo!”

Gue   : “Apaan tuh?”

Imam : “Pembawa Harapan Palsu!”

Gue   : Lah??

Imam : “Iyalah, noh kan orang-orang yang suka sama lo jadi terus-terusan ngarepin lo! Soalnya lo gak pernah milih seseorang.”

Gue : “Mana gue tauuuuu... bodo amat...”

Imam : “Lo takut sakit hati lagi ya?”

Gue : dalem hati, ‘hhhmm... sok tau!’

Imam : “Tuh kan bener.. udahlah, move on dong...”

Gue : dalem hati lagi, ‘bacot nih anak! Gue sebor nih lama-lama. Siapa juga yang gak move on? Butuh waktu aja kali...”

Imam : “Jangan-jangan udah suka cewek nih! Belok ya lo?”

Gue : Masih dalem hati, ‘bukan urusan lo kali!!’

Imam : “Waaaahhhh, gawat lo! Emang yang kemaren sakit hati banget ya?haha. Kenapa sih emang? Putus?”

Gue : “Jadian aja belom!”

Imam : “Kok bisa gitu? Kenapa dah?”

Gue : “Beda keyakinan!”

Imam : “Dia Kristen??”

Gue : Geleng-geleng. “Islam kok!”

Imam : “Lah? Terus?”

Gue : “Iya, beda keyakinan. Gue yakin sama dia, dia gak yakin sama gue!” Puas kan lo???? Tertawalah! Daripada ngebacot!

Imam : “Hahahahahaha.... MAMPUS ! sok jual mahal sih ama orang ! KARMA !!!”

Gue : “Bangsat!” hmmm... tapi apa iya yah itu karma?? SOK TAUU!!!

Aku tak Bisa Lagi Menyanyi - Gus Mus



Aku tak bisa lagi menyanyi
Bagiku kini tak ada lagi lirik dan musik yang menarik untuk aku nyanyikan bersamamu atau sendiri
Burung-burung terlalu berisik mendendangkan apa saja setelah mereka merdeka
Membuatku tak dapat lagi mengenali suaramu atau suaraku sendiri
Taman tempatku kita istirahat becek darah yang seharusnya tidak tumpah
Jalan-jalan tempat kita mendekatkan hati tertutup dihadang geram dan amarah
Malam-malam tempat kita menyembunyikan cinta telah dionarkan kobaran kebencian
Daging-daging yang selama ini kita manjakan pun ikut terpanggang api dendam
Udara diseputar kita meluapkan bau yang terlalu anyir
Dan lalat-lalat berpesta dimana-mana

Bagaimana aku bisa menyanyi?
Aku tak mampu meski menyanyikan lagu duka
Aku tak bisa mengadukan duka pada duka
Mengeluhkan luka pada luka
Senar gitarku putus dan dan aku tak yakin mampu menyambungnya kembali
Dan langit pun seolah sudah muak dengan lagu-lagu bumi yang sumbang

Maaf sayang, aku tak bisa lagi menyanyi bersamamu atau sendiri
Entah, jika tiba-tiba nabi Daud datang membawa seruling ajaib.

Senin, 04 Juni 2012

W. S Rendra


AKU TULIS PAMPLET INI

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA LEMBAGA PENDAPAT UMUM
DITUTUPI JARING LABAH-LABAH
ORANG-ORANG BICARA DALAM KASAK-KUSUK,
DAN UNGKAPAN DIRI DITEKAN
MENJADI PENG-IYA-AN

APA YANG TERPEGANG HARI INI
BISA LUPUT BESOK PAGI
KETIDAK PASTIAN MERAJALELA
DI LUAR KEKUASAAN KEHIDUPAN MENJADI TEKA-TEKI,
MENJADI MARABAHAYA,
MENJADI ISI KEBON BINATANG

APABILA KRITIK HANYA BOLEH LEWAT SALURAN RESMI
MAKA HIDUP AKAN MENJADI SAYUR TANPA GARAM
LEMBAGA PENDAPAT UMUM TIDAK MENGANDUNG PERTANYAAN
TIDAK MENGANDUNG PERDEBATAN
DAN AKHIRNYA MENJADI MONOPOLI KEKUASAAN

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA PAMPLET BUKAN TABU BAGI PENYAIR
AKU INGINKAN MERPATI POS
AKU INGIN MEMAINKAN BENDERA-BENDERA SEMAPHORE DI TANGANKU
AKU INGIN MEMBUAT ISYARAT ASAP KAUM INDIAN
AKU TIDAK MELIHAT ALASAN

KENAPA HARUS DIAM TERTEKAN DAN TERMANGU
AKU INGIN SECARA WAJAR KITA BERTUKAR KABAR
DUDUK BERDEBAT MENYATAKAN SETUJU ATAU TIDAK SETUJU

KENAPA KETAKUTAN MENJADI TABIR PIKIRAN ?
KEKHAWATIRAN TELAH MENCEMARKAN KEHIDUPAN
KETEGANGAN TELAH MENGGANTI PERGAULAN PIKIRAN YANG MERDEKA

MATAHARI MENYINARI AIRMATA YANG BERDERAI MENJADI API
REMBULAN MEMBERI MIMPI PADA DENDAM
GELOMBANG ANGIN MENYINGKAPKAN KELUH KESAH
YANG TERONGGOK BAGAI SAMPAH
KEGAMANGAN
KECURIGAAN
KETAKUTAN
KELESUAN

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA KAWAN DAN LAWAN ADALAH SAUDARA
DI DALAM ALAM MASIH ADA CAHAYA
MATAHARI YANG TENGGELAM DIGANTI REMBULAN
LALU BESOK PAGI PASTI TERBIT KEMBALI
DAN DI DALAM AIR LUMPUR KEHIDUPAN
AKU MELIHAT BAGAI TERKACA :
TERNYATA KITA, TOH, MANUSIA !


 
Sajak Orang Lapar

kelaparan adalah burung gagak
yang licik dan hitam
jutaan burung-burung gagak
bagai awan yang hitam

oh.. Allah !
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin

kelaparan adalah batu-batu karang
di bawah wajah laut yang tidur
adalah mata air penipuan
adalah pengkhianatan kehormatan

seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu
melihat bagaimana tangannya sendiri
meletakkan kehormatannya di tanah
karena kelaparan
kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran

oh... Allah !
kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin

oh... Allah !
kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca

oh... Allah !
betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam

oh.... Allah !
kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu


 
KELELAWAR

Silau oleh sinar lampu lalu lintas
Aku menunduk memandang sepatuku
Aku gentayangan bagai kelelawar
Tidak gembira, tidak sedih
Terapung dalam waktu
Ma, aku melihatmu di setiap ujung jalan
Sungguh tidak menyangka
Begitu penuh kamu mengisi buku alamat batinku

Sekarang aku kembali berjalan
Apakah aku akan menelpon teman?
Apakah aku akan makan udang gapit direstoran?
Aku sebel terhadap cendikiawan yang menolak menjadi saksi
Masalah sosial dipoles gincu menjadi metafisika
Sikap jiwa dianggap maya
Dibanding mobil berlapis baja
Hanya kamu yang enak diajak bicara

Kakiku melangkah melewati sampah-sampah
Aku akan menulis sajak-sajak lagi
Rasa berdaya tidak bisa mati begitu saja
Kesini, Ma. Masuklah kedalam saku bajuku.
Daya hidup menjadi kamu, menjadi harapan.

Tomang tinggi,1981


NB : Sekarang, setiap aku mengunjungi bengkel teater, seperti tidak ada lagi yang menarik untukku. Memang hanya kamu, Rendra.


Sabtu, 02 Juni 2012

Lebih Dekat Dengan Presiden ESBEYE


Yup, kalimat diatas adalah sebuah judul program baru disalah satu stasiun TV swasta yang sering kali iklannya berkelebatan disela-sela iklan komersil lainnya. Dan di iklan tersebut tergambar beberapa potongan kegiatan apa saja yang sedang ESEBYE lakukan, mulai dari yang sedang berbicara dibelakang podium dengan membaca teks di selembar kertas yang dipegangnya (gak tau pidato gak tau baca puisi dah tuh), berjalan melambai lambaikan tangan kearah puluhan kamera wartawan (kayak miss Indonesia) atau bahkan yang sedang bercengkrama dengan keluarganya kayak di sinetron Keluarga Cemara.
Heii... Penting banget ya ada program kayak gitu distasiun TV? Menguak kehidupan pribadi seorang presiden yang harusnya bukan jadi konsumsi publik. Emangnya Presiden artis Ibukota yang lagi naik daun? Haha. Gak abis pikir gue. Bener-bener gak abis pikir.
Program ini tuh ide siapa? Ide si pemilik stasiun TV? Ide si pengarah program? Atau ide si presiden? Kalo itu ide si pemilik stasiun TV apakah ia memperhitungkan rating dari tayangan itu ya? Yakin banget apa program barunya itu dapet rating tinggi? i’m not sure. Nah, kalo itu program ditayangin atas dasar ide si presiden, apa sih alasan dia mengajukan program itu? biar kegiatan-kegiatan positifnya itu di tonton sama rakyatnya? Terus biar rakyatnya yang nonton juga jadi punya mindset yang positif akan dirinya gitu? Berani bayar berapa ya tuh presiden ke pihak stasiun TV untuk menayangkan sisi-sisi positifnya?
Aduh, gila. Gue jadi banyak nanya gini. Lagian ada-ada aja sih. Sumpah gak penting banget.

Untuk Bapak pemilik stasiun TV, mening hapuskan deh tuh program gak jelas dari jadwal jam tayang. Ratingnya pasti kecil. Rakyat juga males kali nonton presiden narsis yang pura-pura wibawa tapi sesekali keceplosan mempertunjukan ketidakwibawaannya.
Mening ganti sama program talk show yang mengulas para kritikus dalam mengkritik pemerintahan, biar audiens makin cerdas. Atau sekalian aja bikin program yang bener-bener bisa menghibur rakyat yang udah pusing lantaran bingung nyari uang buat makan. Tapi inget, yang bener-bener isinya hiburan loh, bukan yang menciptakan pembodohan masal kayak sinetron-sinetron kebanyakan yang gak mendidik dan gak jelas.
 Sinetron yang anaknya ketuker-tuker lah, menampilakan peran antagonis yang menghalalkan segala cara untuk menang-lah, atau sinetron yang memasukan scene dimana ada naga lagi berantem sama elang dengan efek yang jauh dari kata ‘layak tayang’. Ini tahun 2012 kali, bukan tahun 1913 yang jamannya ngaca masih pake aer. Kalo perang naga sama elangnya dikemas dengan efek kayak di film Avatar sih gak apa-apa. Lah ini, sama animasi Upin Ipin aja masih bagusan animasi Upin Ipin kemana-mana.
Please doong maknai isi UUD 45 yang diisinya ada kata-kata ‘mencerdaskan bangsa’. Jangan lagi-lagi memprioritaskan nilai ekonomis buat diri sendiri atau memuaskan ideologi satu pihak yang gak seharusnya. Namanya seni sih emang bebas, tapi pikiranlah sedikit ‘efek’ apa yang timbul bagi yang orang yang turut serta menikmati karya itu sendiri. Kalo karyanya untuk dinikmati sendiri sih gak perlu deh mempertimbangkan ‘efek’nya buat orang lain. Nah ini kan enggak buat sendiri doang, tapi buat dikonsumsi publik!  
Dan untuk Bapak presidennya, tolong dong Pak jangan mau kegiatan sehari-harinya jadi konsumsi publik. Jangan mencoba cara seperti itu untuk mendapatkan atensi dari rakyat. Kalo Bapak sudah  benar mengurus rakyat juga nanti dengan sendirinya rakyat bisa mengenal Bapak sebagai pribadi sekaligus pemimpin yang patut diacungi jempol. Wong ini saja mengurus rakyat masih berantakan, gimana mau mendapatkan perhatian lebih dari rakyat? Apalagi mendapatkan nilai positif dari rakyat? Gak mungkin. Satu kata deh buat Bapak, “MIMPI”!
Rakyat gak perlu tuh  mencoba untuk ‘lebih dekat dengan presiden’ seperti judul program tersebut. Dalam kondisi Negara yang semerawut gini harusnya presiden yang ‘lebih dekat dengan rakyat’. Mengayomi rakyat, mengurus rakyat, memperhatikan rakyat dan lain sebagainya. Kalo sudah dekat dengan rakyat seperti itu, otomatis rakyatpun akan lebih dekat dengan presiden. Bahkan tanpa perlu adanya program reallty show segala.
Emangnya kehidupan Bapak sedramatis kisah orang dalam Termehek-mehek sampai mendapatkan perhatian banyak dari audiens? Enggak, Pak. Kehidupan Bapak itu men-je-mu-kan!
Gue. Rakyat. Gak butuh tau kehidupan Bapak kayak gimana. Yang dibutuhkan oleh rakyat itu hilang dari rasa takut kelaparan, takut putus sekolah dan takut dicurangi. Just it. Gak muluk-muluk kok. Dan bapak juga gak perlu bikin program macem-macem di TV untuk merealisasikan itu semua. Cukup pimpin rakyat-rakyat Bapak dengan adil dan penuh rasa kasih sayang! Sederhana kan?

Jakarta, 2 Juni 2012
Disela-sela tugas.