Kamis, 05 Juni 2014

Kamu Sihir Aku! Sialan!



How many songs are there in the world? Pertanyaan yang bullshit bisa tepat jawabannya. Saya rasa gak ada organisasi manapun yang punya data ada berapa lagu didunia ini dengan tepat. Oke, secara garis kecil (lawan kata garis besar) mungkin ada lembaga yang fungsinya mendata keseluruhan lagu yang ada dunia, tapi tentunya mereka mendapatkan data-data tersebut hanya dari lembaga music yang legal. Sedangkan, entah berapa ribu lagu yang independent yang kadang legal, kadang tidak. Bingung gak sih sama penjabaran saya? Oke skip. Saya juga bingung. Sekitar beberapa tahun yang lalu, entah kabar dari mana tepatnya -entah artikel, berita televisi atau apa-, saya mendapatkan ada 97 miliar lagu dimuka bumi ini. Sayangnya saya benar-benar lupa dapat dari mana informasi ini. Silahkan cari bagi yang berminat dan iseng mengisi waktu luang. Hehe. Atau anda bisa sms Bens Leo untuk bertanya, itu pun kalau beliau tau jawabannya dan anda tau nomor ponselnya.
Baiklah, skip lagi masalah ada berapa banyak lagu didunia ini. Tapi kebayang gak? Seandainya data itu benar, dari cuma tujuh tangga nada dasar, dapat menghasilkan 97 miliar lagu! Amazing ya otak manusia. Tapi jangan stop disitu, manusia itu emang keren, tapi di balik itu semua ada Tuhan yang super duper keren yang gak lupa naro sel-sel terkecil diotak manusia tanpa salah rakit! Waw! Dan karena kita ini manusia, bukan Tuhan, maka buatlah semuanya menjadi simple. Gak usah pikirkan ada berapa tepatnya jumlah lagu didunia. Bikin jadi dua katagori aja, satu, yang kita tau. Dua, yang kita gak tau. Nah, jadi gak usah kalian pusing-pusing mikirin lagu-lagu yang kalian gak tau. Dan bikin simple lagi, dari lagu-lagu yang kalian tau, bagi lagi menjadi dua katagori, yaitu ; yang enak didenger dan gak enak didenger. Nah, simple kan hidup? Gak usah dibikin ribet. Karena rata-rata pemikir besar itu matinya cepet. Jadi slow aja. Fungsikan otak sewajarnya. Hahaha.
Saya mau sedikit bertanya. Oke, mungkin pertanyaan ini akan menjadi percakapan analog. Karena saya mungkin akan menjawabnya sendiri. Pernahkan anda sekali waktu tiba-tiba menemukan lagu yang menyihir anda dengan alunannya? Dan lucunya anda baru merasa tersihir ketika anda mendengarkan lagu tersebut untuk yang kesekian kali! Ini sering saya alami. Percayalah. Walau sebenarnya pengalaman ini bukan suatu fenomena yang ajaib, tapi saya harus berkata “PERCAYALAAAAH!” hahahaha.
Dan untuk sekarang, kasus serupa sedang saya alami (lagi). Sore itu, sepulang dari kantor, dengan menunggangi kuda besi yang saya beri nama Jessi (Jupiter z 2010 Hitam dan Seksi), seperti biasa saya selalu berkendara sambil mendengarkan lagu-lagu yang terkumpul di memori micro SD kepunyaan ponsel pintar saya sendiri. Satu persatu berputar sesuai playlist. Perjalanan sore itu memang seperti sore-sore sebelumnya, jauh dan macet. Kantor tempat saya bekerja berada di Kebun Jeruk Jakarta Barat. Sedang kediamaan berada di timur Jakarta. Sudahlah, menjemput rejeki memang bebeda-beda jalannya. Ada yang dengan mudah dan ada yang dengan susah payah. No problem.
Kebun Jeruk – Palmerah – Slipi – MPR – Kuningan – Tebet – Pancoran berlalu seperti biasa, saya bernyanyi diatas tunggangan sambil menikmati padatnya ibukota. Ajaib, ketika playlist lagu saya tiba memutarkan Payung Teduh yang berjudul Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan, tiba-tiba aroma tanah begitu harum dan jalan begitu indah. Tepatnya di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata saat itu, daun-daun berguguran sepanjang jalan yang memang sudah lengang, debu-debu terbawa angin bagai di Gurun Sahara yang mulai malam, dan langit yang mulai memamerkan si sabit yang samar-samar malu. Sumpah. Lucu banget Jakarta sore itu. Bukan lucu yang bikin terbahak-bahak. Tapi gemes. Ibarat bayi yang lagi lucu-lucunya. Hiporbola ya? Haha. Memang hiper, tapi letak hipernya itu yang bikin jadi special. Dan tentunya gak lain gak bukan itu akibat Is dan kawan-kawan yang ‘kok gila sih bikin lagu begini? Bisa sih? Ah! Sialan kalian! Saya tersihir!’ hahaha.


Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan 


Tak terasa gelap pun jatuh

Diujung malam menuju pagi yang dingin

Hanya ada sedikit bintang malam ini

Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya



Lalu mataku merasa malu

Semakin dalam ia malu kali ini

Kadang juga ia takut

Tatkala harus berpapasan ditengah pelariannya



Di malam hari

Menuju pagi

Sedikit cemas

Banyak rindunya

Song by `Payung Teduh`

Tidak ada komentar:

Posting Komentar