Senin, 18 Maret 2013

MUNA.......FIK


No bodies perfect.. gak ada satu orangpun yang sempurna. Gue percaya akan hal itu. kenapa? Karena gue selalu menilai suatu objek berdasarkan diri gue sendiri. Termasuk juga bicara soal steatment. Gue sering mendengar steatment ‘no bodies perfect’ sejak gue masih sangat belia dan mulai mencari-cari apa itu arti hidup. Dan ternyata, gue menyetujui pandapat itu.
Gue berkaca, adakah yang sempurna dari gue? jawabannya TIDAK ADA. Yaaaa.... kecuali fisik gue yang super kece ini. hahaha. *Narsis adalah cara gue bersyukur atas segala yang tlah Allah kasih ke gue. hehe.* Tapi memang, ada beberapa orang yang terlalu narsis menganggap kalo mereka super sempurna dari segala sisi, termasuk daya pikir dan karakter mereka. Walaupun itu tidak secara langsung mereka umbar, tapi nyatanya sangat kontras mereka tunjukan. Singkat kata, mereka itu MUNAFIK. *sengaja gue  Biar pada nyadar aja. Haha.
Hmmm.. oke, mungkin kata MUNAFIK sudah biasa kita dengar, tidak asing lagi. Tapi biar lebih jelas, gue akan mengutip definisi MUNAFIK menurut kamus besar bahasa Indonesia.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia MUNAFIK adalah berpura-pura percaya atau setia dsb kepada segala sesuatu, tetapi sebenarnya di hatinya tidak suka, (selalu) mengatakan sesuatu yg tidak sesuai dengan perbuatannya; bermuka dua
Dan bicara soal karakter, gue yakin banget banyak diantara kita yang merasa lebih baik dari yang lainnya. Contohnya gini, seorang yang anti-narkoba, biasanya akan memandang pemakai narkoba sebagai orang yang lebih buruk (sikap dan perilakunya) dibanding dirinya. Pendek kata, orang itu menghakimi bahwa dia lebih baik daripada pemakai narkoba. Atau orang-orang yang tidak bertatto akan memandang negatif orang-orang yang bertatto. Dan sebagainya... tapi kenyataannya?? Belum tentu. Bahkan seorang pembunuh pun bisa jadi lebih baik dibanding kita.
Apakah kita yakin shalat yang kita dirikan itu diterima oleh Allah SWT kalau kita tidak bertatto dan tidak memakai narkoba? Jangan terlalu Pe-De. Bisa jadi shalatnya orang-orang yang bertatto lebih diterima dibanding kita. Bicara soal shalat, itu sudah urusan Allah SWT. Bukan kita yang menentukan. So, berhak kah kita men-judge individu yang berbeda ‘ideologi’ dengan kita adalah salah, jelek, bahkan busuk? Gue rasa sih nggak sama sekali.
Dan gue mulai muak sama ocehan yang mengumbar betapa ‘lebih sempurna’nya mereka dibanding orang lain, tapi diam-diam mereka nyatanya lebih busuk dan cendrung ‘hanya’ lebih pandai ‘menyembunyikan’ kebusukan mereka. Ah, MUNAFIK lah pokoknya...
Di Majelis, Kampus, Komunitas atau bahkan dikehidupan Percintaan gue, kerap kali gue menemui orang-orang jenis ini. Gue menyebutnya MUNAFIKERS. haha. Kenapa sih gak pada buka topeng aja? Jujur aja lah sama diri sendiri. Gak perlu begitu begini. Manusia itu abu-abu. Gak ada yang bener-bener putih dan bener-bener hitam. So, masihkah anda mau mengaku lebih baik dari yang lain?

*postingan gak jelas ditengah jam kerja :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar