Jumat, 04 Januari 2013

Budaya sosial, haha


Rasanya saya sudah mulai muak dengan keadaan macam ini, keadaan dimana banyak manusia yang satu meremehkan manusia yang lainnya. Memang, kita sebagai seorang individu berhak menilai apapun dari individu lainnya. Saya ingat, ketika saya masih duduk di sekolah dasar, saya mengikuti banyak mata pelajaran yang memang wajib diterapkan disetiap sekolah. Dan dari semua mata pelajaran yang ada, entah itu IPA, Matematika, IPS, PPKn, olahraga dan sebagainya. Saya selalu mendapatkan penilaian dari seorang guru/wali kelas saya pada waktu itu. Mereka mengajarkan, mengkoreksi, dan lalu menilai! Itulah pekerjaan mereka. 

Kebiasaan nilai-menilai itu pun berlangsung hingga saya duduk di bangku perguruan tinggi saat ini. Mereka (para dosen pengajar), kerap kali menilai hasil dari apa yang saya kerjakan, tentunya pekerjaan yang menyangkut mata kuliah yang mereka ajarkan itu sendiri. Kadang saya mendapat nilai jelek, dan terkadang mendapatkan nilai yang bagus. Pertanyaannya adalah, pantaskah seoarang manusia yang satu menilai manusia yang lainnya?

Oke, mungkin para guru atau dosen adalah orang-orang yang dianggap pantas menilai siswa/mahasiswanya. Tapi itu jika bicara mengenai ilmu pasti. Nyatanya sekarang ini banyak ilmu non-pasti yang diterapkan sebagai objek pembelajaran, contohnya ; filsafat, design komunikasi, seni rupa, photografi dan lain-lain. Menurut saya, ilmu-ilmu diatas tidak bersifat pasti, bukan ilmu sciene! Atau lebih spesifiknya lagi dapat dikatagorikan dengan ilmu pendapat!

Kenapa saya mengatakan demikian? Jawabannya mudah saja, karena yang kebanyakan dipelajari dari ilmu-ilmu ini adalah hasil dari pendapat orang lain! padahal sudah jelas-jelas, pendapat individu yang satu dengan individu yang lain tentunya tidaklah akan selalu sama. Lalu untuk apa para guru atau dosen memberi penilaian untuk pendapat siswa yang satu dengan siswa yang lainnya? Berhak kah mereka menilai sebuah pendapat dari ideologi-ideologi yang berbeda? Saya rasa anda tau jawabannya!
Yap, terlepas dari nilai-menilai secara konteks pelajaran/mata kuliah, kini pun kehidupan sosialisasi kerap kali diwarnai saling menilai antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Entah itu buruk maupun baik, pro atau kontra, atau pun jelek maupun bagus. Semua komentar/pendapat bebas melayang begitu saja dari mulut-mulut setiap individu. 

Begitu pula penilaian orang lain terhadap saya. Banyak komentar/pendapat orang lain yang tertuju untuk saya selama saya hidup dalam dunia sosial, baik atau buruk, semua kerap kali saya dengar. Sebenarnya apa yang diinginkan para komentator-komentator ulung tersebut? Saya mulai berpikir bahwa mereka adalah jenius yang kurang memiliki objek penelaah, hingga pada akhirnya mereka memilih untuk menelaah siapa saja yang ada disekitarnya. Termasuk saya. Ironi bukan? Haha.

Ada untung ada rugi, ya, begitulah kehidupan berjalan. Itu juga hal yang timbul dari adanya para komentator-komentator dikehidupan yang saya jalani. Terkadang saya butuh untuk mendengarkan segala argument mereka, namun sekali waktu saya harus tutup kuping rapat-rapat atas pendapat yang sekiranya menggoyahkan idealisme dan prinsip yang saya genggam dengan teguh. Siapa yang rela terdoktrin?? Hahaha. *dunia ego sedang menguasai alam pikir saya. 

Oke, memang budaya ini tidak bisa dihapuskan dari muka bumi. Terlebih mengeluarkan pendapat dan menilai sesuatu adalah hak setiap individu. Pertanyaannya adalah, pantaskan manusia yang satu menilai manusia yang lainnya??? Hehe.. Think lagi yuuukk J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar