Rasanya saya
sudah mulai muak dengan keadaan macam ini, keadaan dimana banyak manusia yang
satu meremehkan manusia yang lainnya. Memang, kita sebagai seorang individu
berhak menilai apapun dari individu lainnya. Saya ingat, ketika saya masih
duduk di sekolah dasar, saya mengikuti banyak mata pelajaran yang memang wajib
diterapkan disetiap sekolah. Dan dari semua mata pelajaran yang ada, entah itu
IPA, Matematika, IPS, PPKn, olahraga dan sebagainya. Saya selalu mendapatkan
penilaian dari seorang guru/wali kelas saya pada waktu itu. Mereka mengajarkan,
mengkoreksi, dan lalu menilai! Itulah pekerjaan mereka.
Kebiasaan
nilai-menilai itu pun berlangsung hingga saya duduk di bangku perguruan tinggi
saat ini. Mereka (para dosen pengajar), kerap kali menilai hasil dari apa yang
saya kerjakan, tentunya pekerjaan yang menyangkut mata kuliah yang mereka
ajarkan itu sendiri. Kadang saya mendapat nilai jelek, dan terkadang
mendapatkan nilai yang bagus. Pertanyaannya adalah, pantaskah seoarang manusia
yang satu menilai manusia yang lainnya?
Oke, mungkin para
guru atau dosen adalah orang-orang yang dianggap pantas menilai
siswa/mahasiswanya. Tapi itu jika bicara mengenai ilmu pasti. Nyatanya sekarang
ini banyak ilmu non-pasti yang diterapkan sebagai objek pembelajaran, contohnya
; filsafat, design komunikasi, seni rupa, photografi dan lain-lain. Menurut
saya, ilmu-ilmu diatas tidak bersifat pasti, bukan ilmu sciene! Atau lebih spesifiknya lagi dapat dikatagorikan dengan ilmu
pendapat!
Kenapa saya
mengatakan demikian? Jawabannya mudah saja, karena yang kebanyakan dipelajari
dari ilmu-ilmu ini adalah hasil dari pendapat orang lain! padahal sudah
jelas-jelas, pendapat individu yang satu dengan individu yang lain tentunya
tidaklah akan selalu sama. Lalu untuk apa para guru atau dosen memberi
penilaian untuk pendapat siswa yang satu dengan siswa yang lainnya? Berhak kah
mereka menilai sebuah pendapat dari ideologi-ideologi yang berbeda? Saya rasa
anda tau jawabannya!
Yap, terlepas
dari nilai-menilai secara konteks pelajaran/mata kuliah, kini pun kehidupan
sosialisasi kerap kali diwarnai saling menilai antara manusia yang satu dengan
yang lainnya. Entah itu buruk maupun baik, pro atau kontra, atau pun jelek maupun
bagus. Semua komentar/pendapat bebas melayang begitu saja dari mulut-mulut
setiap individu.
Begitu pula
penilaian orang lain terhadap saya. Banyak komentar/pendapat orang lain yang tertuju
untuk saya selama saya hidup dalam dunia sosial, baik atau buruk, semua kerap
kali saya dengar. Sebenarnya apa yang diinginkan para komentator-komentator
ulung tersebut? Saya mulai berpikir bahwa mereka adalah jenius yang kurang
memiliki objek penelaah, hingga pada akhirnya mereka memilih untuk menelaah
siapa saja yang ada disekitarnya. Termasuk saya. Ironi bukan? Haha.
Ada untung ada rugi, ya, begitulah kehidupan berjalan. Itu juga
hal yang timbul dari adanya para komentator-komentator dikehidupan yang saya
jalani. Terkadang saya butuh untuk mendengarkan segala argument mereka, namun
sekali waktu saya harus tutup kuping rapat-rapat atas pendapat yang sekiranya
menggoyahkan idealisme dan prinsip yang saya genggam dengan teguh. Siapa yang
rela terdoktrin?? Hahaha. *dunia ego sedang menguasai alam pikir saya.
Oke, memang budaya ini tidak bisa dihapuskan dari muka bumi.
Terlebih mengeluarkan pendapat dan menilai sesuatu adalah hak setiap individu.
Pertanyaannya adalah, pantaskan manusia yang satu menilai manusia yang
lainnya??? Hehe.. Think lagi yuuukk J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar