Aku berdiri didepan pintu masuk bis kota yang terbuka lebar, hempasan angin malam diwajahku seolah sebagai simbol tuntasnya hari ini. Aku lelah. Lemah. Tapi masih berapi-api. Potongan sedikit banyolan disebuah kost-an kawan tadi berkelebatan di otakku, membawa sedikit sunggingan senyum kecil dibibirku.
Haha. Bahagia sekali kumpulan mahasiswa cerdas tadi. Kecerdasan yang kelihatan bodoh. Setiap pasang mata yang memerah karena tidak tidur semalaman tetap lebar terbuka demi menonton setiap detik video-video mengerikan dari youtube. Mulai dari penampakan-penampakan hantu, tragedi mematikan motoGP Simoncelli, Tomyzawa yang terlindas oleh dua motor sekaligus dan lain-lain. Mengerikan. Sungguh mengerikan tragedi-tragedi itu. Tapi kami semua menyelipkan tawa lebar saat menyaksikannya. Ada saja celotehan-celotehan dari kumpulan mahasiswa ini. Apalagi jika itu keluar dari mulut Abdul Pedo, seorang teman yang mengaku mahasiswa tapi lebih bertingkah laku layaknya pemain ketoprak. Mahasiswa edan dengan imaginasi yang luar biasa. Wajahnya ceria, tapi menyebalkan. Pedih dimata. dan membuat setiap yang melihat ingin meludah dimukanya yang setipe dengan Jacky Chan itu... haha.. Tolol !!
Tapi wajar saja jika celotehan tak berbobot yang mengundang gelak tawa keluar dari menusia bertingkah kera macam dia. Lain halnya kalau guyonan-guyonan gila seperti itu keluar dari mulut pemuda pendiam dengan satu ekspresi yang tak pernah berubah, ekspresi tak barsalah. Innocent! Tentu saja aneh, tapi tetap mengundang tawa lebar.
Ago, sapaan akrab pemuda itu. Lengkapnya Ago Cambo. Tingginya sekitar 170cm, beratnya mungkin 65kg. Sedikit bicara, tapi juga sedikit tindakan. Wajahnya serius, tidak pecicilan dan sedikit tertutup. Membosankan?? Tidak, tidak sama sekali. Walau penjabaran mengenainya terkesan membosankan, tapi sungguh pemuda ini tidak membosankan. Sedikit bicara bukan berarti dia hanya bicara yang penting-penting saja. Justru sebaliknya. Sedikit kata yang yang keluar dari mulutnya itu adalah kata-kata yang tak berbobot, sekedar ocehan kosong! cukup mengeluarkan 5 sampai 8 kata, semua pun terbahak. Entah mantra apa yang keluar dari mulutnya itu, mungkin mantra yang menyembuhkan duka. Haha. Malah aku yakin, putri tidur pun jika mendengar ucapan dari Ago akan terbangun, lalu tertawa terbahak-bahak dan melempar Ago dengan sendal jepit, seraya berkata "dasar mahasiswa goblok" !!
Lain Ago lain pula dengan Toni. Jika Ago pendiam dan terkesan 'cool'. Toni sebaliknya, banyak bicara dan cerewet. semua hal selalu saja ia komentari. Entah terbuat dari apa mulutnya itu, mungkin dari sisa kaleng-kaleng bekas yang sudah tertimbun dipembuangan sampah ribuan tahun yang lalu. Dan jangan berpikir komentar yang ia keluarkan itu adalah komentar yang berbobot! Tidak sedikitpun! komentarnya bersifat mencela, menyakitkan, dan menyebabkan serangan jantung! bahkan Impotensi.! Haha. Sepertinya saraf "pengontrol kata" diotaknya sudah putus. Jadi apapun yang ia rasakan atau yang ada dipikirannya pastilah keluar begitu saja dari mulutnya. Terlalu terbuka dan terlalu bodoh!
"Oh Tuhan... kenapa harus ada makhluk seperti Toni di muka bumi ini?? Kasihanilah hambaMu yang terzolimi olehnya, dan ampunilah dosanya.. amin" Seperti itulah kira-kira penggalan doa dari sanubari lelaki muda bernama Ilham. Ia memang tidak mengucapkannya secara langsung, tapi dalam hati. mungkin sebenarnya ia sudah terlalu lelah harus berteman dengan Toni. Lelaki muda asal Lampung ini sengaja merantau ke Jakarta untuk melajutkan pendidikannya. Namun sepertinya sayang sekali niat menuntut ilmunya dihancurkan oleh teman-temannya yang berotak kanan tumpul. Sebenarnya Ilham adalah pemuda pintar, tapi itu dulu sebelum ia mengungsi ke Jakarta. Bukan salah lembaga pendidikan yang ia pilih, tapi karena salah pergaulan! Hilang sudah kepintarannya kini dan tumbuhlah kecerdikannya. Ilham yang sekarang tidak pintar, tapi cerdik macam si kancil. Cerdik menipu orang dengan wajah wibawanya. Dan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya adalah racun. Ia cerdik bernegosiasi dengan siapapun. Mungkin sebelum hijrah ke Jakarta ia sempat melakukan Registrasi primbon via SMS dengan mengetik REG(spasi)JENENG. Dan menerima balasan berupa kalimat "ANDA COCOK JADI TUKANG OBAT". Yaaah, karena ia tidak berkuliah dibidang Farmasi, jadilah ia menyalurkan keahlian bicara layaknya tukang obat dengan menjadi negosiator ulung dibidang periklanan., sesuai dengan pendidikannya. Setidaknya kedua profesi itu sama-sama membutuhkan keahlian komunikasi yang hebat. Yang satu menawarkan obat, yang satunya lagi menawarkan kerja sama. Dasar penjaja jasa! haha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar